World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata seksio sesarea di sebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Angka nasional kejadian persalinan dengan tindakan seksio sesarea di Indonesia, adalah sekitar 15,3%. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSB Archa Medica BSD diperoleh data kelahiran sepanjang tahun 2017 yaitu 281 persalinan, 237 (84%) persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, dan 81 (34%) seksio sesarea diantaranya dilakukan atas permintaan pasien sedangkan data tahun 2018 terdapat 266 kelahiran, 213 (80%) persalinan dilakukan dengan seksio sesarea, 107 (50,2%) diantaranya dilakukan atas permintaan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menganalisa gambaran pemilihan persalinan seksio sesarea tanpa indikasi medis (usia, cemas terhadap persalinan normal, pendidikan, status pekerjaan, ekonomi, kesepakatan suami istri dan faktor sosial). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret- Juni 2019. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibuibu yang melahirkan dengan seksio sesarea tanpa indikasi medis, dengan jumlah sampel 40 pasien yang diambil dengan menggunakan rumus estimasi proporsi. Analisis data hanya pada tahap univariat. Berdasarkan hasil analisa data diketahui 87,5% usia ibu tidak beresiko, 62,5%karena faktor cemas, 70% pendidikan ibu adalah perguruan tinggi, 80% ibu adalah bekerja, 100% ibu memiliki pendapatan tinggi, kesepakatan suami istri (92,5%), dan 57,5% ibu tidak setuju bahwa faktor sosial mempengaruhi dalam pemilihan persalinan dengan seksio sesarea. Untuk menghindari semakin meningkatnya jumlah persalinan seksio sesarea tanpa indikasi medis sebaiknya rumah sakit bersalin terus memberikan pemahaman baik kepada pasien maupun suami dan keluarga terdekat pasien terkait dengan resiko yang harus dihadapi oleh pasien jika melakukan tindakan seksio sesarea.